Selasa, 24 Mei 2011

Anda ingin menulis ? Mulailah (bagian II)

Sekarang saya akan membahas mengenai pemakaian bahasa yang akan anda gunakan dalam menulis di blog. Oh iya saya akan mulai dengan terlebih dulu mengganti kata "anda" menjadi "kita", supaya anda jangan merasa diajari, karena saya sama sekali bukan pakar menulis atau nge-blog, saya hanya bermaksud membuka jalan bagi anda yang ingin menulis di blog.
Hal utama yang harus diperhatikan adalah orang mengerti dengan gaya berbahasa tulisan kita, sekalipun jika  blog kita itu hanya dimaksudkan sebagai semacam buku harian pribadi saja. Sesungguhnya untuk sebuah blog pribadi tidak ada pakem yang harus diikuti, lagipula jangan sampai karena kita takut salah dalam tata bahasa, lalu tidak kunjung menulis atau malah tidak jadi nge-blog. Semua kita kan pernah belajar bahasa Indonesia di sekolah, jadi saya percaya tidak ada orang Indonesia yang pernah sekolah lalu tidak bisa berbahasa Indonesia yang "baik", maksud saya adalah bahasa Indonesia yang bisa dimengerti orang dengan baik. Tentu saja tidak dilarang kalau mau nge-blog dengan bahasa daerah, bahkan dengan bahasa Inggeris sekalipun atau bahasa-bahasa asing lainnya.
Kita kembali kepada pemakaian bahasa Indonesia. Kita tidak usah terlalu kuatir orang akan bingung dengan bahasa Indonesia yang kita gunakan, buat saja dahulu postingan pertama itu, segera. Nanti setelah postingan pertama terbit dan kita baca sendiri, kita akan merasakan jika ada kekurangan, nah perbaikilah pada postingan berikutnya. Sekali lagi, yang penting terbitkan dahulu postingan pertama, karena itu akan memotivasi kita untuk segera menulis postingan berikutnya. Nah, pada postingan berikutnya kalau kita masih merasa ada kekurangan, ya perbaiki lagi. Caranya, sering-seringlah membaca apa saja dan bandingkan dengan tata bahasa kita, tetapi kalau kita termasuk orang yang malas membaca minta saja teman atau kerabat kita membaca blog kita dan dengarkan pendapatnya. Tetapi kalau kita sudah merasa sreg dengan gaya bahasa yang kita gunakan, lanjutkan saja, pokoknya jangan jadi beban bagi kita untuk menulis postingan berikutnya.
Postingan pertama lazimnya berisi semacam pendahuluan, layaknya kata pengantar pada sebuah buku. Kalau kita belum begitu lancar menulis (eh, maksud saya membuat tulisan), untuk postingan pertama sebagai suatu pendahuluan, cukuplah dengan tiga alinea kita sudah bisa menerbitkannya. Alinea pertama biasanya berisi profil diri kita, boleh secara detil ataupu secukupnya saja, untuk blog pribadi kalau mau kita bisa menceritakannya dengan bumbu misteri atau kelucuan ataupun kegembiraan. Alinea kedua dapat anda isi dengan latar belakang mengapa anda memilih topik tertentu untuk blog anda, dengan menghubungkannya dengan "point of interest" anda. Disini kita juga bisa menuliskan kira-kira topik apa saja yang akan kita tulis pada blok ini nantinya.  Alinea ketiga berisi penutupan yang jangan lupa diakhiri dengan pesan bahwa topik-topik menarik segera menyusul pada postingan kedua dan seterusnya, ini untuk lebih menyemangati kita menulis postingan berikutnya. Patut diingat bahwa saran saya tersebut tidaklah baku untuk sebuah blog pribadi, kalau kita suka boleh-boleh saja menulis postingan pertama yang langsung "menggigit".
Lihatlah, postingan pertama anda tahu-tahu sudah jadi, betul-betul karya anda sendiri, ternyata menulis tidak sulit bukan. Nah, sekian dulu, nanti dalam pembahasan selanjutnya akan saya uraikan ha-hal lainnya yang penting untuk kelancaran anda membuat postingan. Selamat nge-blog.


Wassalam

Senin, 23 Mei 2011

Anda ingin menulis ? Mulailah (bagian I)

Apakah anda baru saja memiliki blog sendiri atau baru bermaksud ingin membuat blog dan bingung akan menulis apa didalam blog tersebut ? Maka mulailah, tidak susah kok. Maksud saya tidak begitu susah asalkan anda memiliki kemauan kuat. Tulisan ini dimaksudkan bagi siapa saja yang ingin menulis di blog, namun merasa bimbang dan kurang percaya diri, atau merasa tidak memiliki kompetensi untuk menulis, atau bahkan merasa tidak punya waktu, sehingga merasa begitu susah untuk memulai menulis.Hal tersebut sering menimpa para pemula yang baru akan mulai menulis, namun terkadang juga dirasakan para pemilik blog yang bingung mencari variasi topik tulisan untuk postingannya.
Mulailah dengan "point of interest" anda. Maksud saya apa sebenarnya minat kita, atau hal apa yang menarik minat kita, pokoknya kita sebaiknya memulai dengan sesuatu yang menjadi ketertarikan anda. Saya contohkan disini, misalnya anda gemar berbelanja/shopping, nah pikirkanlah kejadian kejadian awal yang anda duga merupakan awal dari kegemaran anda belanja, misalnya dahulu anda selalu diajak orang tua untuk belanja bulanan  keperluan rumah tangga --atau banyak misal-misal lainnya--. Segeralah buka laptop/komputer dan buat sebuah blog, membuat blog dengan mempelajari sendiri atau minta petunjuk orang lain sama mudahnya. Kemudian tuliskan pengalaman tersebut dan terbitkan (publish), maka jadilah postingan pertama anda. Bagaimana dengan postingan kedua,ketiga dan seterusnya ? Jangan kuatir, kalau anda sudah berhasil mem-post-kan tulisan pertama anda, dengan sendirinya anda akan bergairah dan teringat banyak hal atau kisah lucu atau menarik bahkan yang menyebalkan untuk anda ceritakan. Misalnya --lagi-lagi misalnya-- cerita mengenai bagaimana anda merasa kesal karena diberi uang kembalian belanja berupa permen padahal anda sama sekali tidak suka permen, atau kisah mengenai pertama kali ketika tanpa sengaja anda membeli tas bermerek di butik tas yang memberikan potongan harga karena ada barang baru (new arrival) lalu sejak saat itu anda menjadi pemburu barang-barang bermerek yang lagi "sale". Lihat, ternyata banyak yang dapat anda tulis untuk mengisi blog anda.
Agar anda merasa lebih jelas lagi saya berikan "misal" yang lain lagi. Misalnya point of interest anda adalah "nonton televisi", apakah hal pertama yang anda ingat jika nonton tv ? Apakah chanel tv ? Nah ceritakan tentang berapa jumlah chanel yang dapat ditangkap tv didaerah anda tinggal, chanel apa saja yang sangat bersih gambarnya, chanel apa yang paling anda sukai. Pada postingan berikutnya anda juga bisa bercerita mengenai siaran-siaran favorit anda, siaran-siaran yang mengecewakan anda. Anda bisa juga membahas gaya para penyiar berita, para host suatu program, para pembawa acara infotainment, atau silahkan anda ceritakan acara-acara yang menjadi kegemaran keluarga anda, dan lain-lainnya lagi. Alangkah banyaknya topik bahasan yang dapat anda tuliskan seputar "nonton televisi".
Mengenai judul blog, itu benar-benar terserah anda. Banyak orang menyukai judul blog yang dramatis, ada juga yang menyukai judul yang puitis, atau yang simpel dan lugas, atau yang penuh gaya, dan lain-lainnya gaya pemberian judul blog. Untuk saya sendiri, saya suka yang simpel tetapi mencerminkan isi blog saya. Saya seorang penikmat kopi, saya ingin menulis kisah-kisah seputar minum kopi, maka saya namai blog saya ini dengan "Coffeetaria". Itu satu contoh saja, anda silahkan memilih nama untuk blog anda sesuai selera anda. Saran saya, pikirkan suatu nama yang menarik namun tetap menunjang isi blog anda. Contoh, anda bisa memberi nama untuk blog "belanja" anda dengan "The Shopping Mom" atau "Belanja itu indah" atau "Nikmatnya belanja", sementara untuk blog "nonton televisi" anda bisa mencoba nama-nama seperti "Nonton TV Yuk" atau "Televisi Ku" ataupun "Ada apa di TV". Nah, berkreatifitaslah, silahkan namai blog anda dengan menarik dan tepat.
Kalau anda menjadi heran mengapa blog "Coffeetaria" kali ini tidak menulis tentang dunia perkopian, saya jelaskan bahwa ini adalah selingan. akan tetapi bukan sembarang selingan, karena saya berharap tulisan ini dapat membantu banyak orang yang ingin menulis sendiri untuk blognya. Untuk kali ini sampai disini dulu, pada postingan berikutnya akan saya lanjutkan dengan topik bahasan lainnya mengenai kegiatan tulis menulis pada blog. Selamat mulai menulis.


Wassalam

Sabtu, 14 Mei 2011

Bersantai di Javva Coffee

Dua minggu yang lalu saya dinas ke Jakarta. Seperti biasanya setelah selesai menjalankan urusan kedinasan, saya selalu menyempatkan diri ber "kopi ria", begitulah saya mengistilahkan kegiatan saya seputar cicip mencicip dan menikmati kopi, dimana biasanya saya lakukan dengan mengunjungi kafe-kafe tertentu untuk menikmati kopi. Semula saya bermaksud mengunjungi GokTong Coffee, karena tertarik nyobain espresso yang dihasilkan "presso" yang merupakan mesin pembuat espresso manual / tanpa listrik itu. Namun apa yang terjadi, setelah jauh-jauh naik busway --bertiga dengan adikku dan anak gadisku yang kuliah di ibukota--dari Kali Deres ke Sudirman, lalu mencari stasiun kereta api Sudirman dan food court nya, ternyata cafe tersebut belum lama ini pindah alamat, alamaaakk.....padahal udah hampir dua jam perjalanannya.
Sehabis sholat dhuhur di area stasiun tersebut langsung saya berpikir kafe ekslusif mana lagi yang akan dikunjungi, yang kalau bisa tidak jauh dari jalan Sudirman, tentu saja maksud saya eksklusif adalah kafe yang merupakan coffee shop. Entah kenapa karena sering membaca blog Cikopi nya Toni Wahid tiba-tiba saya teringat kafe Javva yaitu salah satu tempat yang diperkenalkan beliau dalam blognya sebagai coffee house yang belum lama dibuka. Kita browsing dulu --tentu saja pake hape-- untuk melihat alamatnya, ternyata ada di jalan Senopati no 71-73, dan untuk ukuran kota seluas Jakarta itu berarti memang tidak jauh dari jalan Sudirman.
Rupanya alamat jalan Senopati no 71-73 itu adalah gedung Kedaung Store, nah kafe Javva tersebut letaknya didalam gedung itu, kita harus jeli mengamati alamat kafe ini karena dari luar gedung tidak segera terlihat atau ketahuan bahwa ada kafe didalam gedung tersebut, untung anakku cukup jeli melihatnya. Kami masuk kedalam gedung tersebut dimana didalamnya memang merupakan toko dan ruang pamer dari pecah belah bermerek Kedaung, dan di sudut kanan terlihatlah tempat yang kami tuju sesungguhnya, kafe Javva.


Tempatnya tidak besar tapi mengesankan suasana santai, keakraban dan nyaman untuk melepaskan lelah, sehingga sangat cocok untuk bersantai dengan pacar, teman ataupun sanak famili. Coffeehouse mungil ini dimiliki oleh Adi W Tarupratjeka (salah seorang konsultan perkopian yang cukup terkenal). Seperti yang dijelaskan dalam promosinya, kafe ini memang tidak menyediakan espresso, kopi hitamnya diseduh  hanya dengan dua cara pourover dan syphon. Saya mencoba kopi hitam dan saya memilih "Papua syphon", sementara adik saya memilih "Orange coffee" dan anak saya memesan "Ice lemongrass coffee" yang katanya merupakan ke-khas-an kafe Javva ini, sebagai makanan pendamping saya mencoba arem arem telor asin, adik saya memilih tahu isi dan anak saya cukup dengan french fries.



Kopi di kafe ini tidak diseduh di dapurnya melainkan di barnya, cukup menarik juga melihat mbak baristanya menyeduh dengan syphon di depan mata kita. Kopi Papua ini  cukup enak, mungkin lain kali saya harus mencoba dengan metoda pourover, karena menurut saya yang terbiasa dengan kopi tubruk maka kopi dengan syphon sepertinya sama hasilnya dengan coffeemaker milik saya dirumah yaitu kopi terasa light, dan tidak meninggalkan rasa pahit dilidah. Ada lagi yang juga menarik bagi saya, pada saat-saat tertentu kafe Javva juga menyediakan kopi dari coffee house terkenal lainnya, kelihatannya ada suatu kerja sama. Pada waktu saya berkunjung kesana yang sedang terpajang adalah kopi Flores Bajawa dari Maharaja Coffee. Oh iya, kafe ini juga menyediakan peralatan seduh kopi untuk dijual, saya dan adik saya membeli french press, memang bukan merek Bodum seperti yang sedang saya cari tetapi kata adik saya "beli dulu yang ini, lain kali kita cari yang merek Bodum", jadi kami beli french press tersebut. Nah, kalau anda sedang berkeliling disekitar blok M entah shopping atau untuk keperluan lain, silahkan melepaskan lelah di kafe ini, sambil bersantai anda dapat merasakan keunikan rasa Ice lemongrass coffee ataupun kelezatan arem arem telor asin. 


                                                       Selamat menikmati                          



Wassalam

Selasa, 10 Mei 2011

Jalan-jalan ke negeri jiran

Belum lama ini saya dan beberapa teman kantor sempat jalan-jalan --icak-icaknya libuaran nih-- ke Malaysia dan Singapore, kita berenam (2 laki-laki 4 perempuan), berangkat tanggal 21 April sore dan kembali tanggal 25 April pagi.  Bagi saya sendiri ini adalah kunjunganku yang ketiga ke kedua negara jiran tersebut, dan pada kesempatan kali ini saya sebetulnya berharap bisa mengunjungi Genting Highland di M'sia dan Universal Studio di S'pore, tapi karena kurangnya waktu lagi-lagi tidak sempat ke Genting dan ke Universal Studio juga tidak karena pada kalender merah karcis untuk ke tempat itu harus dipesan beberapa hari sebelumnya. Tentu saja saya kecewa dengan kegagalan tersebut, namun saya tidak berkecil hati karena berarti akan ada peristiwa jalan-jalan berikutnya ke kedua negara tersebut. Lalu apa dong cerita mengesankan yang saya peroleh, banyak, diantaranya adalah kebersihan Singapore --menurut saya sih kalau mengelola negara secuil gitu nggak bisa bersih ya keterlaluan banget-- dan keseriusan negara tersebut, yang dengan segala keterbatasannya, mengelola kepariwisataannya. Sedangkan di Malaysia karena saya hanya sempat mengunjungi Kualalumpur maka kesan saya juga sebatas atas ibukota negara jiran tersebut, nah KL adalah kota yang hampir tidak pernah tidur, dan bis angkutan umumnya pada umumnya tidak penuh sesak. Karena blog saya ini mengenai kopi, maka cerita panjang lebarnya tentu saja cerita sehubungan dengan kopi.


Seperti biasa dalam setiap kunjungan saya kemanapun, saya selalu menyempatkan diri untuk menikmati kopi ditempat tersebut. Namun karena saya juga senang berwisata kuliner maka saya juga mencoba menikmati apa yang menjadi kekhasan tempat itu. Nah, saya berkesempatan menikmati "teh tarik" dan beberapa jenis "martabak india", di M'sia kami mencobanya di daerah Pudu Raya dan di S'pore di semacam pusat jajanan dekat tempat kami menginap di Bukit Purmei.


Orchard Road                                                                Singapore River


                                                                    Marina                                                                                        Raffless Bridge


Yang mengesankan bagi saya adalah bahwa di kedua negara ini kalau kita ingin minum teh atau kopi dan menyebutkan teh atau kopi ketika memesannya, maka yang akan dihidangkan adalah teh susu ataupun kopi susu. Dua orang teman saya mengalami kesalah pahaman tersebut, sang pelayan menggerutu ketika teman itu meminta tukar minuman teh susunya karena merasa tidak memesan teh susu namun teh saja, memang di kedua negara ini kita harus menambahkan kata "O" sesudah kata teh atau kopi kalau kita ingin memesan teh saja atau kopi saja. Saya sendiri, karena sebelumnya pernah berkunjung ke negara ini, tidak lupa untuk menyebutkan "kopi O" waktu memesan kopi,  Ini sama dengan di India dimana secara umum yang dimaksudkan teh atau susu adalah teh susu atau kopi susu. Konon karena Malaysia dan Singapore, seperti juga India adalah sama-sama bekas jajahan Inggeris yang memiliki kebiasaan minum teh atau kopi ditambah dengan susu. Ada yang tahu alasan "konon" lainnya ?

Nah yang ini adalah cerita tentang espresso. Sehabis keliling-keliling di pusat perbelanjaan di Bukit Bintang, saya melepaskan lelah sejenak di sebuah coffee shop, yaitu Gloria Jean's Coffees. Saya tidak menyebut coffee house karena tempat duduknya lebih merupakan teras dimana dari tempat kita duduk bisa memandang pertokoan disekitarnya. Rasanya enak juga bersantai menikmati kopi sambil memandang orang yang lalu lalang disekitar cafe itu dengan bermacam gayanya. Saya seperti biasanya memesan espresso dan teman-teman yang lain tentu saja lebih menikmati minuman berkopi dingin yang sepertinya lebih menyejukkan. Espressonya saya nikmati dengan menambahkan brown sugar, entah kenapa saya seringkali merasa bahwa espresso dengan brown sugar dapat mengurangi kelelahan saya, dan tentu saja saya juga menyadari ini subyektif sifatnya. Kalau anda berkunjung ke Kualalumpur dan berjalan-jalan disekitar Bukit Bintang jangan lupa mampir ke cafe tersebut.

Wassalam