Minggu, 10 April 2011

Love Coffee Love Formula One

Pada umumnya semua orang mempunyai kesenangan atau ketertarikan pada sesuatu hal, bisa satu, dua ataupun beberapa macam hal, tapi biasanya hanya beberapa hal yang menjadi ketertarikan seseorang. Salah satu dari ketertarikan saya pada sesuatu hal selain kepada kopi adalah pada balap mobil Formula One, atau biasanya disebut F1 Racing. Anda semua tentu tahu atau setidaknya pernah mendengar tentang balap F1, tapi tentunya anda juga bertanya-tanya apa sih hubungannya F1 Race dengan kopi. Sederhana saja, saya menyukai balap Formula-1 seperti saya menyukai kopi, dan saya hampir selalu sambil minum kopi ketika mengerjakan hal-hal yang saya senangi seperti membaca, blogging dan tentu saja waktu nonton acara F1 Race di tv.
Kesukaan dan kegemaran saya pada Formula-One, sebenarnya belum selama kegemaran saya menikmati kopi. Saya mulai menonton balap F1 kira-kira tahun '97/'98 yaitu ketika jamannya Mika Hakkinen jadi juara dunia, jadi kurang lebih baru 13 tahun saya menjadi penggemar dan sekaligus pemerhati F1, sedangkan minum kopi sudah saya mulai sejak kurang lebih 35 tahun yang lalu. Ketertarikan saya pada Formula-1 bukan hanya pada menonton balapnya --tentu saja cuma di tv-- tetapi saya juga senang membaca majalah tentang F1, menonton berita berita apapun mengenai F1, sampai-sampai kalau lagi on line saya juga menyempatkan browsing berita-berita F1. Sebagai orang yang tergolong mulai menjadi manula saya sebenarnya menyadari mungkin saya tidak cocok lagi kalau masih menggemari balap F1. Tetapi, sekali lagi tetapi, sama seperti halnya kegemaran saya pada kopi yang juga sebenarnya sudah harus mulai dikurangi mengingat "faktor U", saya sepertinya tidak kuasa menghentikan ketertarikkan saya yang "extraordinary" pada balap F1 maupun pada kopi.
Mengenai pembalap Formula-1, sampai saat ini saya masih menyukai Michael "Schumy" Schumacher, bukan hanya karena dia juara dunia 7 kali, tapi memang dia membalap dengan jempolan menurut saya, penuh kehati-hatian sekaligus jenius dan cerdik. Kadang saya berpikir jangan-jangan karena saya sendiri hampir jadi manula lalu menjadi susah menghilangkan kekaguman saya pada sang legenda F1 tersebut yang usianya paling senior diantara pembalap lainnya. Waktu dia memutuskan pensiun tahun 2006 pada umur 37 tahun saya cukup kecewa, soale Juan Manuela Fangio (F1 racer tahun 50an) aja menurut kisah masih membalap sampai umur 55 tahun. Kemudian ketika dia memutuskan come back tahun lalu, terlihat bahwa dia cukup keteter oleh rekan-rekannya yang semakin baik performance nya serta pembalap-pembalap muda yang berdatangan selama 3 tahun ketidak hadirannya, membuatnya tidak pernah naik podium lagi.
Mengenai mobil Formula-1, walaupun saat ini yang berjaya adalah Red Bull, saya masih saja kagum melihat Ferrari. Tim F1-Scuderia Ferrari pernah mendapat gelar juara dunia konstuktor sebanyak 16 kali, 5 kali diantaranya diraihnya bersama M Schumacher. Jika didunia minuman kopi kita sering mendengar seorang barista membuat suatu jenis minuman kopi yang merupakan "signature" baginya, maka sosok mobil F1-Ferrari yang senantiasa berwarna merah menyala dari dulu sampai sekarang itu seolah-olah merupakan "signature" bagi tim Scuderia Ferrari yang bermarkas di Marenello-Italy tersebut. Bak seorang artis yang selalu tampil flamboyan.



Bersama tegukan terakhir kopi saya --tadi saya menyeduh campuran 11/2 sendok arabika (Gayo) + 1/2 sendok robusta dan diaduk pakai kayu manis-- saya sudahi postingan mengenai Formula-1 kali ini. Oh ya, untuk musim balap 2011 ini Sebastian Vettel dari tim Red Bull sudah mengumpulkan angka 50 poin karena sudah menang 2 kali masing-masing di Albert Park-Australia dan di Sepang-Malaysia.

Wassalam,
penikmat kopi dan pemerhati F1

2 komentar:

  1. kalo untuk hobi minum kopi aku bisa ikutan... tapi kalo untuk hobi F1 mungkin aku kurang bisa menikmati.. hehe

    bu kalo bisa sih post koment-nya yang langsung pake url aja jangan masuk google dulu biar cepet aja, soalnya di tempatku koneknya agak susah kadang udah panjang2 komen sering gagal krn problem load, makanya sekarang aku jarang update internetnya lagi jengkelin

    BalasHapus
  2. Iya Triz, tahu' kenapa saya kok bisa menggilai F1 sampe kaya gitu, padahal dah tuir gini...
    Soal per-komen-an, iya deh aku coba perhatiin saran Triz, and thank u for coming.

    BalasHapus